Bojonegoro – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IKIP PGRI Bojonegoro selaku mitra pendamping Program Pelatihan Kerja bagi Pelajar dan Mahasiswa ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas public speaking yang dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2025 di IKIP PGRI Bojonegoro.
Kegiatan ini diikuti oleh penerima manfaat Program Pelatihan Kerja bagi Pelajar dan Mahasiswa. Tujuan dari kegiatan ini adalah membekali peserta keterampilan berbicara di depan umum dengan percaya diri, sistematis, dan komunikatif, sehingga mampu mendukung kesiapan mereka dalam menghadapi dunia kerja maupun peran sosial di masyarakat. Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua dari empat rangkaian kegiatan capacity building yang diberikan kepada peserta selama periode program. Rangkaian kegiatan ini penting untuk diberikan sebagai upaya peningkatan kompetensi tambahan baik hard maupun softskill.
Manajer program Ima Isnaini T.R menyampaikan bahwa keterampilan public speaking merupakan salah satu kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh generasi muda pada saat ini. “Kemampuan berbicara di depan umum akan sangat membantu mereka, baik saat presentasi akademik, wawancara kerja, maupun saat terjun langsung ke dunia profesi. Melalui kegiatan ini, kami berharap siswa dan mahasiswa memiliki bekal untuk dapat lebih siap bersaing secara global,” ujarnya.
Pelatihan disampaikan secara interaktif oleh Ossa Adnan (certified public speaker) yang berpengalaman di bidang komunikasi dan pengembangan diri, melalui sesi teori, praktik, hingga simulasi berbicara di depan audiens.
Dalam sesi pemaparan materi, peserta diberikan ruang untuk mengekspresikan diri melalui cerita pengalaman dengan metode tematik, sehingga menstimulus peserta untuk dapat berbicara berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam public speaking adalah memosisikan audiens sebagai “mitra komunikasi” bukan sekadar pendengar. “Saat berbicara, bayangkan Anda sedang berdialog, bukan sekadar menyampaikan monolog. Dengan begitu, audiens akan merasa dihargai dan lebih mudah memahami pesan yang disampaikan,” ungkap Ossa Adnan. Pesan ini mendapat perhatian khusus dari peserta karena sangat relevan dengan kebutuhan mereka yang masih sering merasa gugup ketika berbicara di depan banyak orang.
- Reyhan Saputra siswa SMKN Purwosari merasakan dampak positif dari pelatihan yang diberikan. Reyhan menyampaikan bahwa melalui sesi praktik, dirinya lebih berani mencoba tampil dan menyadari kesalahan kecil yang sering dilakukan, seperti terlalu cepat berbicara atau kurang menatap audiens. “Saya jadi lebih percaya diri, ternyata berbicara di depan umum bisa dipelajari dan dilatih, bukan bakat semata,” ujarnya. Selain itu Riski Firnanda peserta dari Universitas Gadjah Mada sangat antusias mengikuti kegiatan ini dalam sesi praktik public speaking yang dikemas oleh narasumber dengan metode tematik.
Selain pelatihan public speaking, sebelumnya juga telah terlaksana kegiatan capacity building and bounding dimana pada kegiatan tersebut, peserta dibekali kecakapan dasar persiapan memasuki pelatihan kerja, seperti : typing wizard, English for specific purposes dan mendapatkan motivasi dari alumni program pelatihan kerja EMCL sebelumnya. Lebih lanjut pada program pelatihan kerja bagi pelajar dan mahasiswa EMCL tahun 2025 peserta juga akan mendapatkan pembekalan adaptasi terhadap perkembangan Artificial Intelegent (AI) yang juga sangat perlu untuk dikuasai selain pada kesehariannya, peserta melaksanakan praktik kerja secara langsung di lapangan Banyu Urip sesuai dengan bidang masing-masing.
Pend. Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa & Seni